TERKINI

Sambut Tahun Baru Hijriah 1 Muharram 1447 H: Momentum Hijrah Menuju Kebaikan Kegiatan Qurban 2025 YGMI: Wujud Keikhlasan dan Kepedulian Sosial

Yayasan Global Mulia Insani tetap melaksanakan Qurban 2023

Qurban adalah salah satu dari ibadah umat Islam sebagai salah satu bentuk dari ibadah terhadap Allah SWT. untuk qurban sendiri disini menggunakan hewan tertentu seperti kambing atau domba, sapi, kerbau dan unta.

untuk kambing dan domba di peruntunkan untuk satu orang, lalu untuk unta, sapi dan kerbau bisa diperuntukan untuk berkurban sampai dengan tujuh orang.

Ada 3 Syarat dari hewan Qurban yaitu :

      1. Harus hewan ternak yaitu Unta, Sapi, Kambing, Atau Domba.

      2. Harus mencapai usia minimal yang sudah di tentukan oleh syariat :

        • Jika Sapi atau Kerbau Minimal 2 tahunn dan telah memasuki usia tahun ke 3.

        • Untuk Unta minimal berumur 5 tahun dan telah masuk tahun ke 6.

        • Domba usia 1 tahun atau minimal 1 tahun, bagi yang sulit menemukan domba yang berumur 1 tahun bisa menggunakan domba yang berumur 6 bulan.

        • Kambing berusia minimal 1 tahun dan memasuki tahun ke 2.

                   3. Harus sehat, tidak cacat, dan tidak berpenyakit.

      [BACA JUGA] : Tadarus Al-Quran dan berbuka bersama dengan adik-adik yatim dan dhuafa. 

      SEJARAH DARI QURBAN 

      Dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim tidak memiliki anak sampai masa tuanya, lalu Nabi Ibrahim pun berdoa kepada Allah.

      didalam Quran Nabi Ibrahim berdoa “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang orang yang saleh.” – (QS Ash-Shafaat [37]:100).

      Kemudian Allah memberikan kepadanya kabar gembira akan lahirnya seorang anak yang sabar. Dialah Ismail, yang dilahirkan oleh Hajar. Menurut para ahli sejarah, Nabi Ismail lahir ketika Nabi Ibrahim berusia 86 tahun.

      Nabi Ibrahim kemudian membawa Hajar dan Ismail, yang waktu masih bayi dan menyusu pada ibunya, ke Makkah. Pada saat itu di Makkah tidak ada seorang pun dan tidak ada air. Nabi Ibrahim meninggalkan mereka disana beserta gerabah ( alat-alat dapur untuk masak-memasak dan sebagainya yang dibuat dari tanah liat yang kemudian dibakar yang di dalamnya terdapat kurma serta bejana kulit yang berisi air.

      Setelah itu Nabi Ibrahim berangkat dan diikuti oleh Hajar seraya berkata,
      “Wahai Ibrahim, kemana engkau hendak pergi, apakah engkau akan meninggalkan kami sedang di lembah ini tidak terdapat seorang manusia pun dan tidak pula makanan apapun?”

      Pertanyaan itu diucapkan berkali-kali, namun Nabi Ibrahim tidak menoleh sama sekali, hingga akhirnya Hajar berkata kepadanya: “Apakah Allah yang menyuruhmu melakukan ini?”

      “Ya.” Jawab Nabi Ibrahim

      Ismail tumbuh menjadi besar dan belajar Bahasa Arab di kalangan Bani Jurhum. Hingga pada suatu hari, ayahnya, Nabi Ibrahim datang menjumpainya.

      Allah mengisahkannya di dalam Al-Qur’an:
      “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersamasama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” (QS Ash-Shafaat [37] : 102).

      [BACA JUGA] : Memperingati Isra Mi’raj 2023

      Nabi Ibrahim datang menjumpai anaknya untuk menyampaikan perintah Allah agar menyembelihnya. Bisakah kalian bayangkan teman-teman? Setelah menunggu bertahun-tahun, Nabi Ibrahim baru dikaruniai anak di usia tuanya. Lalu beliau diperintahkan untuk meninggalkan anak dan isterinya di suatu tempat asing yang jauh darinya dan tidak berpenghuni. Meskipun sangat besar kecintaan beliau kepada keluarganya, namun beliau seorang yang teguh dan taat terhadap perintah Allah. Tidak sedikitpun beliau bergeming, bahkan bersegera ketika Allah memerintahkannya.

      “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash-Shafaat [37] : 102)

      Nabi Ismail meminta ayahnya untuk mengerjakan apa yang Allah perintahkan. Dan beliu berjanji kepada ayahnya akan menjadi seorang yang sabar dalam

      menjalani perintah itu. Sungguh mulia sifat Nabi Ismail. Allah memujinya di dalam Al-Qur’an:

      “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quraan. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.” (QS Maryam [19] : 54)

      Allah melanjutkan kisahnya di dalam Al-Qur’an:
      “Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya ).”

      Nabi Ibrahim lalu membaringkan anaknya di atas pelipisnya (pada bagian wajahnya) dan bersiap melakukan penyembelihan dan Ismail pun siap menaati perintah ayahnya.

      “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS Ash-Shafaat [37] : 104:107)

      Allah menguji Nabi Ibrahim dengan perintah untuk menyembelih anaknya tercinta, dan Nabi Ibrahim dan Ismail pun menunjukkan keteguhan, ketaatan dan kesabaran mereka dalam menjalankan perintah itu. Lalu Allah menggantikan dengan sembelihan besar, yakni berupa domba jantan dari Surga, yang besar berwarna putih, bermata bagus, bertanduk serta diikat dengan rumput samurah. Wallahu a’lam.

      Demikianlah sejarah Ibadah qurban dari Nabi Ibrahim dan Ismail yang kemudian menjadi ibadah sunnah yang utama bagi umat Islam di hari Raya.

      Tinggalkan Balasan

      Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *